Setelah penemuan sinar-x pada tahun 1895 oleh
Wilhelm Conrad Rontgen, Max Von Laue, setelah berdiskusi dengan P.P. Ewald
menyatakan bahwa kristal dapat berfungsi sebagai kisi difraksi untuk sinar-x.
Sebuah eksperimen dirancang oleh W. Friedrich dan P. Knipping yang
sungguh-sungguh mendemontrasikan validitas hipotesis Von Laue. Pada tahun 1912,
Von Laue kemudian mengembangkan teori untuk menjelaskan difraksi sinar-x. Atas pencapaian ini, Max von Laue mendapatkan
Nobel Prize pada 1914.
Sinar-x merupakan radiasi elektromagnetik dari
panjang gelombang yang kecil. Kristal merupakan susunan tiga dimensional dari
atom atau molekul dengan posisi tetap yang terdiri atas sebuah motif dasar
berulang dalam ruang oleh tiga vektor non-coplanar untuk menghasilkan
kristal tersebut. Disebabkan susunan berulang ini dan fakta bahwa panjang
gelombanh sinar-x memiliki ukuran yang mirip dengan jarak ikatan atom ini,
kristal ini dapat berperan sebagai sebuah kisi difraksi untuk sinar-x yang
datang. Susunan atom ini dapat dianggap sebagai hamparan dalam kumpulan bidang
dengan bermacam jarak interplanar d. Hal ini diilustrasikan dalam Gambar
2.1 yang atom ini digantikan dengan titik.
Gambar 2.1
sebuah titik kisi tiga dimensional dan beberapa contoh kumpulan bidang paralel
dari titik.
Pada tahun 1914, kerjasama ayah dan anak,
William Henry Bragg dan William Lawrence Bragg, menyederhanakan teori difraksi
tiga dimensional yang dikembangkan oleh von Laue menjadi dengan menganggap
radiasi difraksi sebagai pantulan oleh kumpulan bidang-bidang paralel dari
atom. Syarat difraksi sebuah kumpulan bidang paralel dengan jarak interlayer,
yaitu:
Dengan theta adalah
sudut datang sinar-x terhadap bidang dan λ adalah panjang gelombang sinar-x
seperti ditunjukkan pada Gambar 2.2. Ketika wavelets berkas sinar-x
meninggalkan sumber, seluruh wavelets itu sefase. Saat wavelets
masuk ke dalam kristal, maka ia menempuh jarak yang lebih panjang daripada wavelets
yang dipantulkan dari permukaan. Jarak tempuh ini bergantung pada jarak interlayer,
d. Wavelets itu sefase pada garis BJL yang sejajar
terhadap ADG. Perbedaan panjang lintasan antara wavelets ABC dan DEF
adalah JE + EK dan untuk wavelets GHI, LH + HM.
Syarat difraksi yaitu wavelets sefase pada BKM. Hal ini
membutuhkan jarak JE + EK =
, sehingga beda lintasan merupakan sebuah jumlah
integral dari panjang gelombang.
Gambar 2.2
ilustrasi pemantulan Bragg dari sebuah kumpulan bidang paralel.
Jika JE + EK = λ, kemudian LH
+ HM = 2λ, dan seterusnya serta seluruh lapisan (layer) yang
bertumpuk menghamburkan sefase, maka
intensitas dari foton difraksi direkam oleh detektor. Jika wavelets sedikit
berbeda fase, maka interferensi destruktif terjadi karena terdapat ratusan
lapisan (layer) dengan ketidaksamaan fase yang meningkat sedikit demi
sedikit, n umumnya diambil bernilai 1 dan ini dapat dipahami bahwa yang
digunakan merupakan sinar monokromatik.
Menggunakan persamaan ini, keluarga Bragg mampu
menyelesaikan struktur kristal NaCl dan KCl. Selanjutnya, banyak struktur
senyawa inorganik sederhana diselesaikan. Kristal tunggal sebagian besar
digunakan untuk penentuan struktur. Meskipun demikian, dengan memperhatikan
persamaan (2.1) didapatkan bahwa serbuk padatan (powdered solids) dapat
juga digunakan untuk menyediakan data difraksi. Dalam sebutir serbuk yang
sangat halus mengandung jutaan partikel yang arahnya tak beraturan. Oleh karena
itu, secara statistik ia akan memiliki jumlah kristalit yang besar dalam
berbagai arah yang mungkin terhadap berkas sinar-x. Menempatkan sebuah sampel
dalam berkas sinar-x akan menghasilkan difraksi dari seluruh kumpulan bidang
secara simultan tetapi pada sudut yang bergantung pada nilai d. Aplikasi
powder technique memiliki andil yang sangat hebat ketika tidak semua
padatan dapat diperoleh kristal tunggal dalam jumlah cukup besar (sekitar
beberapa puluh milimeter).
Powder diffraction telah luas digunakan di industri, dunia
akademik atau bidang apapun yang membutuhkan informasi tentang padatan. Dengan
adanya keuntungan yang amat besar diperoleh dalam dunia elektronik, komputer,
dan perangkat lunak akurasi data, kemudahan pengambilan data, dan interpretasi
data telah dikembangkan bersamaan. Dalam dua dekade sebuah usaha besar
dilakukan dalam penentuan struktur kristal dari data sinar-x serbuk
(X-ray powder data). Usaha ini menemui sukses besar untuk tujuan
menguraikan informasi pada struktur yang bisa jadi diperoleh dari padatan
kompleks seperti kristalin protein.
No comments:
Post a Comment