Mungkin
muncul di benak kita sebuah pertanyaan, informasi apa saja yang mampu diberikan
persamaan Bragg dari sebuah peristiwa difraksi. Dengan menganggap kumpulan
bidang-bidang atom yang paralel dalam kristal diarahkan pada berkas sinar-x
yang datang seperti pada Gambar 2.3a. Sinar datang yaitu pada sudut theta terhadap kumpulan
bidang atom. Berkas sinar yang datang menembus sampel dan menumbuk detektor
pada theta = 0o.
Seketika
tampak jelas bahwa berkas sinar yang dipantulkan berada pada sudut 2-theta terhadap titik 0 (zero point). Jika detektor
ditempatkan pada sudut refleksi 2-theta, maka detektor akan
merekam intensitas difraksi dari kumpulan bidang ini. Bayangkan bahwa kumpulan
bidang kristal membentuk lengkungan di sekitar berkas sinar datang saat selalu
diatur sebuah sudut theta terhadap bidang tersebut. Radiasi difraksi ini
kemudian membentuk sebuah radiasi kerucut di sekitar sinar datang tersebut
sebagai sumbu kerucut (Gambar 2.3b). jika sebuah film ditempatkan di
bagian bawah dari kerucut, radiasi ini akan membentuk sebuah lingkaran hitam
pada film. Saat beberapa kumpulan bidang paralel dengan jarak d
berbeda ada dalam sampel, sebuah kumpulan lingkaran konsentris akan direkam
secara simultan pada film. Saat pemantulan seharusnya meyakinkan kita
bahwa hanya kerucut dengan dasar (base) lebih kecil daripada panjang film
yang akan direkam. Debye dan Scherrer mengembangkan sebuah kamera sederhana
yang akan merekam seluruh data itu. Mereka memilih sebuah baja silinder
berongga menjadi sebuah kepingan film yang ditempatkan di keliling bagian
dalam. Sampel tersebut diletakkan di bagian tengah silinder dan secara cepat (rapidly)
diputar untuk memastikan keseragaman distribusi dari kristalit. Seluruh
lingkaran konsentris dari radiasi difraksi sekarang telah direkam pada
lempengan film 360o. Film yang dikembangkan tampak seperti
pada Gambar 2.3c. Bagian dari dasar setiap kerucut direkam pada film sebagai
pasangan busur yang sebanding dengan 4-theta diameter lingkaran
itu. Dengan baik kita ketahui bahwa sudut dalam satuan radian diperoleh dengan
membagi busur dengan jari-jari (radius) kamera. Dengan membuat jari-jari kamera
menjadi 57,3 mm, maka 1 mm pengukuran di busur setara dengan 1o
dalam theta. Dari pengukuran nilai theta, persamaan Bragg memberikan kita
kemudahan menentukan seluruh jarak d yang terekam. Secara sederhana,
daftar jarak d yang disajikan digunakan sebagai “sidik jari” (fingerprint)
untuk identifikasi fase kristalin.
Gambar 2.3 (a) Refleksi Bragg dari sebuah
kumpulan bidang kisi. (b) Kerucut difraksi sinat-x dari sebuah specimen serbuk.
Kerucut tersebut terdiri dari seluruh sinar-x yang dipantulkan oleh satu bagian
bidang kisi dalam seluruh kristal yang telah diorientasikan. (c) Bentuk dari
sebuah pola serbuk (asymmetric film mounting).
Metode film membosankan untuk diterapkan.
Pengukuran yang lebih teliti dari seluruh pasangan busur (arc-pairs) memerlukan
waktu beberapa jam, dilanjutkan untuk pengembangan film, pengeringan,
dan koreksi untuk penyusutan film. Untungnya, diffractometer
otomatis telah dikembangkan dengan meniadakan fungsi dari film.
Instrumen seperti ini mampu menggerakkan detektor mengelilingi lingkaran
terpusat untuk merekam intensitas sinar-x pada suatu waktu. Satu pemikiran yang
muncul atas hal ini yaitu sebagai photometering pola film itu dari
theta 0 sampai 90o untuk menghasilkan sebuah pola seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.4. Pola serbuk (powder pattern) ini adalah
sebuah perekaman satu dimensional intensitas radiasi difraksi dari seluruh
kumpulan bidang paralel sebagai fungsi sudut 2-theta dalam rentang sudut
yang diukur. Jarak d tersebut kemudian dihitung menggunakan persamaan
(2.1) dalam bentuk.
Gambar 2.4 Plot intensitas sinar-x terhadap 2-theta
Dari informasi jarak d, sebuah unit sel
yang terdiri dari motif dasar pengulangan dari kristal itu dapat diperoleh.
Penyelesaian dari struktur kristal yang lengkap itu berkaitan dengan penentuan
posisi relatif seluruh atom dalam unit sel terhadap sebuah sumbu sistem.
Penyelesaian struktur kristal lengkap memerlukan penyelesaian pada dua masalah.
Pertama, sifat dasar geometri dan memerlukan informasi jarak d dari
seluruh pemantulan atau puncak-puncak dalam powder pattern. Pada kasus
kristal tunggal (single crystal), kristal dapat diorientasikan relatif
terhadap berkas sinar-x sebagai hanya satu kumpulan bidang pada satu waktu
dalam posisi Bragg untuk didifraksikan. Kemudian jarak d untuk seluruh
kumpulan bidang dapat direkam dalam ruang tiga dimensional untuk memperoleh
sebuah penyelesaian yang lebih baik pada masalah geometri memungkinkan
dilakukan dari sebuah pola serbuk (powder pattern). Penyelesaian ini
memerlukan bentuk dimensi unit sel, dan simetri ataom atau susunan molekuler
dalam bentuk kumpulan simetri elemen dan posisinya dalam unit sel. Kumpulan
simetri elemen ini dimasukkan ke sebuah spasi ruang (space group).